Bukan Provinsi Aceh namanya kalau tidak pernah ada kabar - kabar panas yang membuat orang ciut dan seperti uji nyali kalau ke Aceh, banyak hal yang diperbincangkan bahkan menjadi panas dan banyak orang yang terbakar, entah karena memang dia mengerti persoalan atau hanya ikut - ikut. Banyak yang terpancing amarah bahkan puasa ramadhan itu sendiri tidak bisa mengendalikan perkataan - perkataan pedas yang tidak mungkin saya tulis disini.
Entah kenapa, kabar yang beredar itu banyak yang dikait - kaitkan dengan agama, terutama agama Islam, entah siapa yang memulainya, mungkin dia tahu orang Aceh "sedikit" fanatik terhadap agama yang dianutnya walaupun kadang - kadang kita lihat perintah wajib dari Allah swt kurang dalam dikerjakan. Pernah dulu seseorang berdebat dengan saya tentang berita dosen yang membawa murid ke gereja, saya menjadi sasaran kemarahannya hanya karena saya share berita tersebut. Tentunya saya menyikapinya dengan kepala dingin dan sampailah pada topik apakah ibadah kamu sudah sempurna sehingga keluar kata - kata yang selayaknya tidak perlu di keluarkan oleh orang yang mengaku beragama Islam. Sampai akhirnya keluar pengakuan dari dia bahwa shalatnya masih bolong - bolong tapi dia panas mendengar berita mahasiswa ke gereja.
Harus diakui oleh siapapun Aceh memiliki keistimewaan dalam hal keislaman karenanya banyak ulama - ulama yang terkenal dengan ketinggian ilmunya, kemuliaan akhlaknya terlahir di Nanggroe Serambi Mekkah ini. Siapapun patut bangga dan layak bangga.
Kasus yang akhir - akhir ini sangat memanas di Aceh dan hangat di media sosial sungguh membuat hati ini memberontak tapi apalah daya penguasaan ilmu yang masih sangat kecil hanya bisa mengurut dada membaca komentar - komentar yang seyogyanya tidak perlu dikeluarkan oleh orang Aceh yang mengaku dirinya terlahir dari negeri para ulama ini. Ini sangat mengganggu pikiran saya, setiap membaca komentar tersebut rasa malu dan hanya bisa berdoa semoga Allah membuka juga rasa malu kepada mereka yang mulutnya itu sangat tajam setajam silet.
Mungkin karena sekarang semua orang bisa mengemukakan pendapatnya sehingga mereka bebas berkomentar dan tanpa sadar sebenarnya komentar itulah yang menghancurkan martabat kita. Isu - isu tersebut saya coba rangkum disini dan semestinya itu menjadi renungan buat kita, sebenarnya apa yang salah dan terlanjur kita buat sehingga rasa saling menghargai dan menghormati sudah berkurang.
Kasus Shalat Jumat di Mesjid Raya Baiturrahman
Mesjid Raya Baiturrahman merupakan mesjid kebanggaan rakyat Aceh, tapi akhir - akhir ini telah terjadi konflik yang entah siapa yang memulainya, yang jelas hal yang tidak diinginkan telah terjadi padahal itu adalah sesama orang yang beragama islam itu sendiri, tidak ada campur agama lain, Wahabi dan Salafi ( silakan teman - teman mencari sendiri, karena saya tidak ada wewenang untuk ini)
Perempuan Tidak Boleh Keluar Malam
Sebenarnya kalau meihat hakekat dari larangan ini adalah benar adanya karena malam adalah waktu yang tepat untuk berkumpul semua keluarga, tapi tidak ada salahnya juga perempuan keluar malam kalau ada keperluan yang mendadak, namun sungguh disayangkan karena larangan ini banyak membuat orang di media sosial menjadi panas dan memberikan komentar yang luar biasa.
Qanun Syariat Islam
Kalau kita sudah mengamalkan ajaran Islam dengan sempurna tentunya tidak perlu takut dengan qanun tersebut tapi kalau pembuatan qanun tersebut hanya menghabiskan uang rakyat saja dan tidak ada satu keputusan yang jelas maka harusnya kita di Aceh ini memiliki ulama - ulama yang mempunyai keilmuan tentang Islam, maka biarlah itu menjadi tugas mereka dalam membuat qanun tersebut dan kita sebagai Islam yang taat ya wajib menjalankan, Nah apabila sekarang yang membuat qanun itu ada orang - orang yang belum mempunyai kapasitas dalam hal itu ya jangan harap semua orang akan patuh.
Ngangkang Style
Saya tidak mengikuti berita ini tapi ini sempat memanas di Lhok Seumawe tidak boleh duduk ngangkang laki - laki dan perempuan di kendaraan bermotor.
Ini adalah salah satu tulisan anak Aceh karena kekhawatirannya terhadap tradisi meugang, tidak ada yang salah dengan tradsii meugang dan tradisi ini adalah tradisi turun temurun dari masyarakat Aceh, memasak daging dan makan bersama keluarga dan diberikan kepada orang yang membutuhkan, kenapa adek tersebut menginginkan tradisi ini dihapus? mungkin ada hal yang telah dibuat orang orang sehingga tradisi ini menjadi kelihatan tidak bagus, ada kesenjangan sosial dan sebagainya. Tapi apapun itu kita hendaknya sebagai masyarakat Aceh yang terkenal dengan adab dan sopan santun yang mulia tentu saja tidak perlu emosi dalam menyikapi, tidak perlu keluar kata - kata yang mungkin kita sendiri tidak sanggup mendengarnya, secara organ vital manusia dan seisi kebun binatang keluar dari mulut orang kita.
Apapun itu yang telah terjadi di Aceh hendaknya menjadi pelajaran buat kita bahwa kita tidak perlu emosi dalam bertindak, ada bahasa bahasa yang lebih sopan untuk menegur dan kita hendaknya selalu menjaga perkataan. Hendaknya ramadhan tahun ini menjadi ramadhan paling sempurna dari sebelumnya dan membuat kita lebih taat dan taqwa kepada Allah Swt.