Bulan Ramadhan tinggal hitungan hari, hari kamis tanggal 18 Juni 2015 adalah hari pertama berpuasa, dan sudah menjadi tradisi di masyarakat Aceh sebelum menyambut bulan suci ramadhan ada hari meungang, dimana semua keluarga di Aceh menikmati daging, tidak peduli tua muda, kaya ataupun miskin, sudah menjadi tradisi daging harus ada pada hari tersebut walaupun kadang harus ngutang sam tetangga, ini lah tradisi turun temurun di Aceh dari saya kecil sampai sekarang. Pada hari meugang semua keluarga berkumpul untuk menikmati makanan bersama sebelum memulia berpuasa.
Menurut Wikipedia meugang adalah tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat dan yatim piatu oleh masyarakat Aceh, Meugang adalah tradisi menyembelih kurban berupa kambing atau sapi dan dilaksanakan setahun 3 kali, yaitu Ramadhan, Idul Adha, Idul Fitri, tradisi di gampong biasanya berlangsung satu hari sebelum sedangkan di kota berlangsung dua hari sebelum, biasanya masyarakat memasak daging dirumah dan membawanya ke mesjid untuk dinikmati bersama - sama.
Seperti halnya warga Aceh yang lain, keluarga kami juga masih mempunyai tradisi yang kental tentang hari meugang ini. Dulu pada saat masih kecil, terlihat kesedihan di wajah orang tua ketika kakak dan abang tidak bisa pulang kampung di hari meugang karena ada kesibukan. Hari meugang adalah hari yang kami tunggu - tunggu karena menikmati daging secara special hanya 3 tahun sekali dan sungguh menyedihkan apabila tidak bisa menikmati bersama - sama.
Masih teringat jelas, waktu itu sekitar tahun 1990 - 1995, pada waktu saya masih kecil, hari meugang adalah hari yang kami tunggu - tunggu dimana Abi pada malam hari meugang sudah membeli daging, kebiasaan di kampung kami masyarakat mengumpulkan uang untuk membeli lembu dan setelah itu dagingnya di bagi bersama, pada saat Abi masih mencari kambing kami yang perempuan menyiapkan bumbu di rumah, kami bersama - sama menggiling bumbu dengan batu karena pada waktu itu kami belum mengenal blender, listrik saja hanya menggunakan listrik kampung yang dihidupkan saat magrib sampai tengah malam, memasak saja masih menggunakan kayu bakar.
Giliran menggiling cabe dan bawang semua tidak mau, terakhir ummi juga anak mudanya, setelah semua bumbu siap dan Abi pulang tengah malam membawa daging sapi, ummi dibantu dengan kami membersihkan daging dan Abi tetap berada disitu sambil bercerita. Daging yang sudah bersih dipisah - pisahkan oleh ummi untuk dimasak berbagai macam rasa, ada sop, kuah mirah, kuah masak putih dan tentu saja rendang dan sebagian di goreng, tentu saja tidak ada daging yang tersisa karena kami tidak ada kulkas untuk menyimpan daging tersebut. Yang pertama dimasak adalah sup karena sudah pasti Abi kami menunggu dan kami juga. sup siap dihidangkan dan kami bersantap tengah malam mendekati pagi.
Tradisi meugang ini adalah salah satu tradisi yang bisa menyatukan keluarga dan mengikat tali silaturrahmi dan tradisi ini patut dipertahankan di Aceh
0 comments:
Post a Comment