Tasnya ngintip dibelakang, nga besar x kan |
Kesal itu kenapa beda bandara beda peraturan
dan keamanannya padahal masih sama pesawat. Ini menjadi drama yang menyebalkan
bagiku, bagaimana tidak dari Banda Aceh – KL lolos bagasi walaupun lebih dari 7
kg, emang sih selama diruang tunggu bandara aku ada mendengar ada announcement
peraturan baru bahwa tidak boleh membawa bagasi lebih dari 7 Kg tapi tidak ada
pemeriksaan ketat dan aku bisa lolos.
Drama yang menyebalkan terjadi ketika aku akan
berangkat ke India melalui KLIA 2, aku pikir bisalah lewat karena aku melihat
banyak penumpang yang lolos tanpa ada di timbang bawaannya, kali ini mungkin
agak ketat dan nasib lagi apes aja, ketika aku berjalan menuju imigrasi
tiba-tiba ada petugas yang memanggil dan tasku diminta untuk diletakkan di
timbangan. Ops…jadi deg degan dan ternyata kelebihan bagasi sodara-sodara tidak
tanggung-tanggung 3 kg. Aku tidak diperbolehkan masuk dan harus ke loket W
(kalau tidak salah) untuk membayar kelebihan bagasi, mana uang ringgit tidak
cukup lagi tapi untuk saja sama travelmateku ada (sorry ya terlalu
menyusahkanmu selama diperjalanan, semoga kamu tidak kapok jalan sama aku lagi
hehe).
Cuma segini aja besar tas |
Akhirnya aku membayar sebanyak 135 Ringgit dan
tas tidak bisa masuk ke kabin, kesal dan menyebalkan memang tapi ya sudahlah
rugi banyak, belum sampai India saja udah rugi dan menyusahkan, bagaimana kalau
sudah disana ya? Pasti travelmateku akan sabar atau akan membunuhku hehe.
Well, dari pengalaman ini menjadi pembelajaran
yang sangat berharga buatku, kalau traveling itu bawa barang seperlunya saja
tidak perlu angkut semua isi lemari tapi temanku bilang yang paling penting itu
perlu bawa banyak uang.
Kuala Lumpur, 9 April 2017
Latepost
#janganLupaBahagia
0 comments:
Post a Comment