Saturday, October 12, 2024

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DALAM PENDIDIKAN ISLAM

 

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

DALAM PENDIDIKAN ISLAM

 

PENDAHULUAN

Situasi lingkungan kita yang selalu berubah, menciptakan suatu persoalan abadi terkait pengetahuan kita terhadap kepemimpinan. Persoalan ini tidak jarang menjadi penghambat untuk menciptakan suatu model kepemimpinan yang sukses. Khususnya, dari catatan sejarah kita menunjukkan tentang bagaimana sebuah kepemimpinan itu dijalankan oleh seorang figur pemimpin yang sering kali gagal, ketika menyesuaikan antara budaya yang ada, dengan kepentingan-kepentingan yang kompleks. Akan tetapi, hal ini bukan menjadi sebuah alasan fundamental untuk tidak menghasilkan sebuah kepemimpinan untuk kepentingan masyarakat umum.

Proses pencarian, dan penelitian tentang definisi kepemimpinan secara umum telah dilakukan oleh para ahli selama bertahun-tahun. Namun hasil yang diperoleh dari pencarian tersebut yang telah dimulai sejak tahun 1993, masihlah belum memuaskan untuk mengungkapkan definisi kepemimpinan yang dapat diterima secara umum.[1] Banyak pakar yang mendefinisikan tentang kepemimpinan sebagai suatu hubungan yang asimetris yang memberikan pengaruh, bimbingan, serta mengarahkan perilaku seseorang ke arah tujuan tertentu selama periode waktu tertentu.[2] Kepemimpinan juga dianggap sebagai suatu hal yang unik, di mana kepemimpinan dapat mempengaruhi sikap organisasi maupun sikap para anggota organisasi.[3] Kepemimpinan juga dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil kinerja karyawan di perusahaan. Yang berarti kegiatan memimpin untuk mendapatkan sebuah kinerja yang memuaskan membutuhkan sebuah pemahaman yang bagus diantara pemimpin dengan bawahan. Berbeda dengan Day, dan Antonakis yang menyatakan bahwa, “Kepemimpinan merupakan suatu objek kajian yang mudah didefinisikan dalam praktiknya, namun sulit untuk didefinisikan dengan tepat. Hal ini lebih dikarenakan mengingat sifat kepemimpinan yang kompleks.

Kepemimpinan adalah aspek penting dalam kehidupan manusia yang memiliki peran krusial dalam membentuk masyarakat, organisasi, dan negara. Dalam dunia yang terus berubah, kebutuhan akan kepemimpinan yang mampu beradaptasi dan menginspirasi perubahan positif menjadi semakin penting. Salah satu konsep kepemimpinan yang telah mendapatkan perhatian yang signifikan adalah kepemimpinan transformasional.

Dalam konteks Islam, kepemimpinan transformasional juga merupakan isu yang menarik. Islam sebagai agama yang memiliki sejarah panjang telah memberikan pedoman tentang bagaimana seorang pemimpin harus bertindak. Kepemimpinan transformasional dalam Islam mendasarkan diri pada prinsip-prinsip moral, etika, dan nilai-nilai agama. Dengan demikian, pemimpin yang mempraktikkan kepemimpinan transformasional dalam kerangka Islam diharapkan dapat menciptakan perubahan positif dalam masyarakat mereka.

Mendidik generasi muda dalam konteks Islam bukan hanya tentang mentransfer pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk karakter yang kuat yang mencerminkan nilai-nilai agama. Dalam konteks ini, kepemimpinan transformasional muncul sebagai pendekatan yang dapat menginspirasi, memotivasi, dan membimbing para pendidik dan siswa untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan memahami konsep, prinsip-prinsip, dan implementasi praktis dari kepemimpinan transformasional dalam pendidikan Islam, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang memberikan manfaat jangka panjang bagi individu, masyarakat, dan umat Islam secara keseluruhan.Top of Form

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam makalah ini akan membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan konsep kepemimpinan transformasional dalam Pendidikan islam

PEMBAHASAN

1.          Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang lain dalam rangka mencapai tujuan, atau seni untuk mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan suatu tindakan seseorang atau beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.[4] Kepemimpinan melibatkan kemampuan untuk memotivasi, menginspirasi, dan mengoordinasikan orang-orang dalam upaya mencapai hasil yang diinginkan. Ini mencakup berbagai gaya dan pendekatan yang dapat bervariasi sesuai dengan situasi, konteks, dan karakteristik individu yang dipimpin. Secara etimologi pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar melakukan tindakan pencapaian tujuan bersama, sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi awal struktur dan proses kelompok.[5]

Kepemimpinan menyangkut keberadaan sosok orang yang dapat dipercaya menjadi pemimpin, yang dipandang memiliki kemampuan dan atau keterampilan lebih baik dibandingkan dengan orang-orang yang di sekitarnya, oleh karena itu salah satu hal yang harus dimiliki oleh pemimpin adalah kompetensi untuk mempimpin. Karena ketika menjadi pemimpin dia bertanggungjawab atas dirinya sendiri, setiap orang dari tim, kesehatan dan keutuhan tim serta tercapainya tujuan dari organisasi yang dipimpin tersebut. Semua hal tersebut adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisah dalam sebuah kepemimpinan, tidak ada kepemimpinan yang sehat yang mengabaikan keutuhan tim, dan tidak ada kepemimpinan yang berhasil tanpa tercapainya tujuan bersama.

Sedangkan pemimpin berasal dari kata “pimpin” (dalam bahasa Inggris, lead) berarti bimbing dan tuntun. Dengan demikian, di dalamnya ada dua pihak yang terlibat, yaitu yang memimpin dan yang dipimpin. Jadi pemimpin adalah seseorang yang menuntun atau yang membimbing.

 

 

2.          Kepemimpinan Transformasional

Istilah kepemimpinan transformasional berasal dari dua kata, yaitu kepemimpinan dan transformasional. Istilah transformasional (transformative) berinduk dari kata to tranform, yang bermaksa mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk yang berbeda.[6] Kepemimpinan transformasional merupakan jenis kepemimpinan baru yang efektif dalam menggerakkan perubahan, terutama pada lingkungan transisional.

Kepemimpinan transformasional dapat didefiniskan sebagai kemampuan seorang pemimpin dalam bekerja dengan atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan target capaian yang telah ditetapkan.[7] Sumber daya yang dimaksud berupa sumber daya manusia, fasilitas, dana, waktu, dan lain sebagainya. Kepemimpinan transformasional juga dapat didefenisikan sebagai kepemimpinan di mana pemimpin mengembangkan komitmen pengikutnya dengan berbagi nilai-nilai dan visi organisasi.

Kepemimpinan transformasional merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang digunakan oleh Rasulullah Muhammad Saw, jika merujuk  kepada definisi diatas maka dapat dikaitkan dengan bagaimana beliau dapat mengembangkan komitmen para pengikutnya dahulu yaitu para sahabat hingga kini, dan dengan sangat jelas Rasulullah Saw berhasil berbagi nilai-nilai dan visi yang diwahyukan kepadanya, yaitu agama Islam.

Hingga kini umat Islam di seluruh dunia dapat merasakan hasil dari transformatifnya kepemimpinan Rasulullah Saw, karena hingga kini umat Islam masih berkomitmen dalam berilsam, beriman dan berihsan, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah dan juga tetap berbagi nilai-nilai dari agama Islam.Hal ini membuktikan bahwa kepemimpinan transformasional telah digunakan oleh Rasullah Saw dalam menyebarkan dan mengajarkan agama Islam.

 

3.          Unsur – Unsur Kepemimpinan Transformasional

Syarat utama untuk menjadi seorang pemimpin transformasional adalah menjadi seorang figur pemimpin yang terampil. Memimpin di dalam model kepemimpinan ini bertugas untuk memberikan visi, arahan, dan inspirasi. Artinya ketika pemimpin tersebut berada disekitar pengikutnya. Mereka dapat mengangkat aspirasi seluruh anggota yang disekitarnya, serta dapat menyatukan mereka untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu kepemimpinan transformasional juga mampu memberikan inspirasi bagi anggota untuk mendapatkan prestasi sebaik mungkin, ketika para pemimpin tidak berada disekitar mereka.

Berikut unsur-unsur yang membentuk kepemimpinan transformasional menurut Bass:[8]

1)    Pengaruh idealis. Pada awalnya Bass menyebutnya sebagai karisma, namun untuk selanjutnya. Ia menyebutnya sebagai pengaruh ideal untuk menggambarkan visi, dan misi yang ada secara jelas, menanamkan pada kebanggaan terhadap apa yang perlu dicapai, dan mendapatkan rasa hormat dan kepercayaan di dalam memimpin dengan standar moral, dan etika yang tinggi.

2)    Inspirasi, mengkomunikasikan harapan yang tinggi, menambahkan makna pada tujuan, dan usaha, menggunakan simbol untuk memfokuskan upaya, mengungkapkan tujuan yang penting dengan cara yang sederhana, melakukan hal-hal yang dapat membuat orang termotivasi. Seorang pemimpin transformasional memotivasi para pengikut dengan membuat mereka lebih sadar mengenai pentingnya hasil-hasil pekerjaan, mendorong mereka untuk lebih mementingkan organisasi atau negara daripada kepentingan diri sendiri dan mengaktifkan (menstimulus) kebutuhan-kebutuhan mereka yang lebih tinggi.

 

3)    Stimulasi intelektual. Stimulasi intelektual adalah proses meningkatkan pemahaman dan merangsang timbulnya cara pandang baru dalam melihat permasalahan, berpikir, dan berimajinasi, serta dalam menetapkan nilai-nilai kepercayaan. Para pemimpin transformasional melakukan stimulasi pada pengikut mereka agar lebih inovatif dan kreatif dengan meminta pendapat, menggambarkan masalah, dan melakukan pendekatan baru terhadap masalah yang dihadapi. Mereka tidak melakukan kritik di muka umum terhadap bawahannya. Gagasan-gagasan baru dan solusi kreatif atas masalah diperoleh dari bawahan yang dilibatkan dalam proses penyelesaian masalah. Dengan cara ini, para bawahan memiliki keberanian untuk mencoba pendekatan- pendekatan baru.

4)     Pertimbangan individual. Hal ini tercermin dari pemimpin yang mendengarkan dengan penuh perhatian, dan memberikan perhatian khusus pada pencapaian pengikut, dan kebutuhan pertumbuhan.

Selain dari paparan di atas masih banyak para ahli yang mencoba untuk dapat memahami karakteristik dari kepemimpinan transformasional. Seperti yang dilakukan oleh Krishnan pada tahun 2001, yang menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional sangat dekat hubungannya dengan kepercayaan diri. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pimpinan transformasional, “tinggi pada tujuan hidup, kemanjuran pribadi, kontrol interpersonal, dan kepercayaan diri sosial.

4.          Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Transformasional dalam Islam

Menurut Bernard Bass, “Transformative leadership contains four-component, charisma or idealized influence, inspiration, motivation, intellectual stimulation and individualized consideration”.[9] Pendapat tersebut mengungkapkan bahwa ada 4 komponen dalam kepemimpinan transformasional, yaitu: Kharisma atau mengidolakan pengaruh sifat dan tingkah laku, motivasi yang mendatangkan inspirasi, rangsangan intelektual, dan memberikan pertimbangan kepada individu. Seorang pemimpin yang transformasional harus memiliki visi yang baik, tujuan yang jelas, integritas yang tinggi, kemampuan komunikasi yang baik sehingga dengan keterampilan yang dimiliki dapat mengembangkan ikatan emosional dengan pengikut.

Ada tujuh prinsip dalam kepemimpina transformasional yang harus dimiliki dan dijaga untuk dapat mencapai tujuan bersama, yaitu:

1)    Simplikasi, Keberhasilan dari kepemimpinan diawali dengan sebuah visi yang jelas, praktis dan dapat mengarahkan kemana organisasi tersebut akan melangkah.

2)    Motivasi, Kemampuan untuk mendapatkan komitemen dari setiap orang dalam tim merupakan hal yang penting, pada dasarnya setiap manusia memiliki naluri untuk selalu termotivasi, hadirnya pemimpin adalah untuk menjaga agar motivasi itu selalu ada dalam bentuk komitmen.

3)    Fasilitasi, Kepemimpinan transformasional harus mampu menjadi jembatan para individu yang ada di dalamnya untuk terus belajar dan mengembangkan dirinya, sebuah kepemimpinan harus peduli akan perkembangan setiap individu yang terlibat di dalamnya.

4)    Inovasi, Setiap organisasi tidak boleh takut akan perubahan, justru harus membangun budaya untuk selalu malakukan perubahan, dalam kepemimpinan transformasional, pilihannya hanya dua inovasi atau mati.

5)    Mobilitas, Kepemimpinan transformasional harus mampu mendistribusikan tanggungjawab dengan jelas dan cekatan kepada setiap orang yang terlibat didalamnya.

6)    Siap Siaga, Siap siaga merupakan kemampuan untuk selalu siap dalam menyambut hal-hal baru yang berkaitan dengan tim dan tujuan dari organisasi.

7)    Tekad, Tekad adalah kemauan yang tinggi untuk mencapai tujuan akhir, serta menyelesaikan sesuatu dengan baik dan tuntas.

Ketujuh prinsip tersebut harus hadir dalam kepemimpinan transformasional, prinsip-prinsip ini menunjukkan bahwa sebuah tim haruslah dinamis dengan kepemimpinan yang efektif, selain itu tim tidak hanya bekerja untuk mengejar target organisasi, namun harus tetap memperhatikan keutuhan tim secara keseluruhan dan setiap individu yang terlibat di dalamnya.

Penerapan gaya kepemimpinan transformasional dalam pendidikan Islam tidak hanya mempertimbangkan teori-teori kepemimpinan semata, tetapi pertimbangan yang lebih esensial adalah paradigma kepemimpinan transformasional yang sejalan dengan nafas pendidikan yang bersifat dinamis. Penerapan kepemimpinan transformasional dalam pendidikan Islam memungkinkan pendidikan memiliki kemampuan beradaptasi secara cepat dan belajar lebih banyak dari pengalaman masa lampau maupun belajar kepada organisasi lain.

5.          Implementasi Kepemimpinan Transformasional dalam Pendidikan Islam

Tidak bisa dipungkiri bahwa kepemimpinan transformasional memegang peran kunci dalam pengembangan pendidikan Islam. Dalam pengembangan pendidikan Islam, model kepemimpinan transformasional diyakini lebih baik untuk diterapkan dalam pendidikan Islam dengan berbagai alasan. Pertama, kepemimpinan transformasional memberikan semangat kerja, juga dapat mengetahui kebutuhan yang diperlukan oleh anggotanya. Kedua, kepemimpinan transformasional bukan hanya memenuhi keperluan setiap anggotanya, tetapi juga mampu memperkokoh sifat tanggung jawab setiap anggotanya. Ketiga, kepemimpinan transformasional memberikan semangat kepada setiap anggotanya untuk mampu menjadi pemimpin atas pekerjaannya[10]

Kepemimpinan transformasional sangat mendukung dalam peningkatan kualitas suatu lembaga pendidikan. Pemikiran yang terus berkembang membuat suatu lembaga pendidikan membutuhkan sosok pemimpin yang arif dan bijaksana sehingga mampu menumbuhkan kinerja setiap anggotanya. Kepemimpinan transformasional merupakan salah satu solusi yang dapat menciptakan generasi yang unggul untuk membantu dalam kemajuan suatu bangsa. Penerapan kepemimpinan transformasional dalam lembaga pendidikan Islam merupakan alternatif untuk mendorong perkembangan pendidikan Islam maju lebih cepat. Nilai-nilai dasar dalam kepemimpinan transformasional dipandang sejalan dengan pendidikan Islam yang menekankan ajaran dan nilai-nilai agama yang bersumber pada Al-Qur’an dan sunnah Nabi. Karena itu, pendidikan Islam memiliki ruh profetik. Penerapan kepemimpinan transformasional dalam pendidikan Islam memiliki arti penting karena adanya kesamaan nilai dengan prinsip pendidikan Islam.

Dalam suatu organisasi manapun, termasuk birokrasi public, pemimpin memegang peranan yang sangat strategies. Berhasil tidaknya birokrasi public sangat ditentukan kualitas pemimpinya dan gaya kepemimpinannya. Pada konteks birokrasi public termasuk didalamnya Lembaga Pendidikan yang system kepemimpinannya yang berdasarkan hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin, dimana staf yang bekerja sangat bergantung kepada pimpinannya. Apabila pimpinan pada birokrasi public tidak memiliki kemampuan manajerial dan human relation yang baik maka kinerja birokrasi pun cenderung tidak baik.

Sehubungan dengan hal – hal yang dikemukakan diatas, maka ukuran efektivitas merupakan suatu standar akan terpenuhinya sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, selain itu menunjukkan pada tingkat sejauh mana organisasi, program atau kegiatan melaksanakan fungsi – fungsinya secara optimal. Sehingga seorang pemimpin Lembaga Pendidikan dikatakan menerapkan kaidah kepemimpinan transformasional apabila dia mampu mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang lain atau berbeda untuk mencapai tujuan. Misalnya mentranformasikan misi menjadi realita, potensi menjadi actual dan lain sebagainya.

Perubahan yang dilakukan oleh pemimpin bisa berupa kemampuan untuk merubah energi sumber daya, baik manusia, instrument, maupun situasi, untuk mencapai tujuan reformasi Lembaga Pendidikan. Seorang pemimpin yang menerapkan kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang mempunyai wawasan yang luas dan berpikir jauh kedepan. Dia akan berusaha untuk melakukan suatu perbaikan terhadap Lembaga Pendidikan yang dikelolanya dengan tidak hanya bernuansa untuk saat ini saja. Akan tetapi sampai masa yang akan datang. Oleh karena itu diharapkan dalam Lembaga Pendidikan islam, misalnya kepala madrasah dapat mengimplementasikan model kepemimpinan transformasional dalam mengelola lembaga pendidikan Islam yang dipimpinnya agar dapat melakukan perubahan. Ada beberapa pedoman tentative yang merupakan Langkah – Langkah kerja yang perlu diimplimentasikan oleh para pemimpin yang berusaha untuk menginspirasi dan memotivasi pengikut atau bawahannya agar dapat melakukan perubahan. Pedoman untuk kepemimpinan transformasional adalah sebagai berikut:

1)    Pemimpin transformasional dalam pendidikan Islam harus memiliki visi yang kuat yang didasarkan pada nilai-nilai Islam dan menginspirasi orang lain untuk mengikuti visi tersebut. Visi ini harus sesuai dengan tujuan dan prinsip-prinsip agama Islam

2)    Menjelaskan bagaimana visi tersebut dapat dicapai. Para pemimpin transformasional tidak cukup hanya menyampaikan sebuah visi yang menarik akan tetapi harus mampu meyakinkan kepada bawahannya bahwa visi itu memungkinkan dan membuat hubungan yang jelas dengan strategi yang dapat dipercaya untuk mencapainya.

3)    Menjelaskan bagaimana visi tersebut dapat dicapai. Para pemimpin transformasional tidak cukup hanya menyampaikan sebuah visi yang menarik akan tetapi harus mampu meyakinkan kepada bawahannya bahwa visi itu memungkinkan dan membuat hubungan yang jelas dengan strategi yang dapat dipercaya untuk mencapainya.

4)    Memperlihatkan keyakinan kepada pengikut. Pemimpin harus memberikan motivasi dan keyakinan kepada bawahan bahwa mereka dapat mencapai visi yang telah ditetapkan, sehingga bawahan sadar dan yakin bahwa mereka dapat memperoleh keberhasilan untuk melakukan sesuatu yang sama sebagaimana dilakukan oleh para pendahulu mereka, bahkan bisa lebih baik.

5)    Memimpin dengan memberikan contoh. Begitu pentingnya seorang pemimpin menjadi model atau contoh bagi bawahannya manakala pemimpin tersebut mengharapkan agar bawahannya melakukan apa yang menjadi konsep dan harapannya.

6)    Memberikan kewenangan kepada orang – orang untuk mencapai visi. Memberikan kewenangan berarti mendelegasikan kewenangan dan memberikan keleluasaaan kepada bawahan untuk melakukan suatu Tindakan dalam rangka mencapai visi organisasi, mulai dari tahap perencanaan sampai pengambilan keputusan dan solusi terhadap suatu permasalahan.

7)    Pemimpin transformasional dalam pendidikan Islam berusaha untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik dan lebih Islami. Mereka menggalakkan toleransi, kerjasama, dan perdamaian dalam hubungan antar siswa dan antar anggota komunitas pendidikan. Dalam lingkungan multikultural, pemimpin transformasional dalam pendidikan Islam juga mempromosikan toleransi, dialog antaragama, dan pemahaman yang lebih baik antara berbagai agama dan budaya.

          Kepemimpinan transformasional dalam pendidikan Islam bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan perkembangan individu yang kuat, bermoral, dan memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang agama Islam, sambil juga mempersiapkan mereka untuk menjadi warga yang berkontribusi dalam masyarakat secara lebih luas. Dalam konteks pendidikan Islam, pendekatan ini sangat penting untuk membentuk generasi yang terdidik dengan baik dan berakhlak mulia sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

6.          Tantangan dan Hambatan

          Kepemimpinan transformasional dalam pendidikan Islam, meskipun memiliki banyak manfaat, juga menghadapi sejumlah tantangan dan hambatan yang perlu diatasi. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1)    Tradisi dan Konservatisme: Beberapa lingkungan pendidikan Islam mungkin sangat konservatif dan mempertahankan tradisi yang kuat. Pemimpin yang mencoba mengubah atau memodernisasi pendidikan Islam dapat menghadapi resistensi dari pihak yang ingin menjaga status quo.

2)    Keterbatasan Sumber Daya: Sekolah Islam sering kali memiliki keterbatasan sumber daya, baik dalam hal finansial maupun infrastruktur. Menerapkan pendekatan kepemimpinan transformasional mungkin memerlukan investasi tambahan dalam pelatihan, teknologi, dan fasilitas, yang mungkin sulit diakses.

3)    Tantangan Kurikulum: Mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam kurikulum modern bisa menjadi tantangan. Memadukan kurikulum agama dan ilmu pengetahuan secara seimbang memerlukan perencanaan yang matang dan guru yang berkualitas.

4)    Relevansi Global: Dalam era globalisasi, sekolah Islam perlu memastikan bahwa pendidikan mereka tetap relevan secara global sambil mempertahankan nilai-nilai agama. Hal ini dapat menjadi dilema yang menantang.

5)    Pengembangan Kepemimpinan: Membentuk pemimpin transformasional dalam pendidikan Islam memerlukan pelatihan dan pengembangan kepemimpinan yang berkelanjutan. Tidak semua individu yang memegang peran kepemimpinan memiliki keterampilan ini dari awal.

6)    Isu Multikulturalisme: Dalam masyarakat multikultural, pendidikan Islam sering harus berhadapan dengan isu-isu keberagaman dan toleransi. Mengelola keragaman budaya dan agama dalam lingkungan pendidikan Islam bisa menjadi tantangan.

7)    Tantangan Teknologi: Pendidikan Islam harus mengejar tren teknologi pendidikan. Namun, tidak semua sekolah Islam memiliki akses atau dana untuk mengadopsi teknologi pendidikan yang canggih.

8)    Ketidakstabilan Politik dan Sosial: Di beberapa wilayah, ketidakstabilan politik dan sosial dapat menghambat pendidikan Islam. Konflik, perubahan rezim, atau kebijakan yang tidak stabil dapat mempengaruhi secara negatif lingkungan pendidikan.

          Untuk mengatasi hambatan dan tantangan ini, pemimpin transformasional dalam pendidikan Islam perlu memiliki strategi yang baik, komitmen yang kuat, dan kemampuan untuk berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan terkait. Mereka juga harus menjaga komunikasi yang efektif dan memastikan bahwa visi mereka sesuai dengan nilai-nilai Islam dan kebutuhan masyarakat setempat.

Top of Form

 

KESIMPULAN

1.     Kepemimpinan transformasional adalah kemampuan seorang pemimpin dalam bekerja dengan atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal sumber daua organisasi dalam rangka mencapai tujuan target capaian yang telah ditetapkan. Sumber daya yang dimaksud berupa sumber daya manusia, fasilitas, dana, waktu, dan lain sebagainya.

2.     Prinsip kepemimpinan transformasional dalam berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah Saw yang sesuai dengan: simplifikasi, motivasi, fasilitasi, inovasi, mobilitas, siap siaga dan tekad.

3.     Karakteristik pemimpin transformasional adalah: Inspirational motivation, intellectual stimualtion, individualized consideration dan idealized influence yang dipadukan dengan ayat-ayat kepemimpinan dalam Al-Quran dan mengikuti sunnah Rasulullah Saw.

4.     Kepemimpinan transformasional pada Lembaga Pendidikan islam yaitu apabisa seorang pemimpin Lembaga Pendidikan Islam mampu mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang lain atau berbeda untuk mencapau tujuan.

5.     Keberadaan pemimpin dalam suatu organisasi pendidikan berpengaruh besar terhadap kinerja organisasi tersebut. Pemimpin lembaga pendidikan tidak hanya berfungsi dalam menggerakkan sumber-sumber organisasi pendidikan, tetapi juga melakukan adaptasi dengan perubahan dan sekaligus mengarahkan perubahan menuju tercapainya tujuan. Tuntutan perubahan dan adaptasi dalam organisasi pendidikan memerlukan model gaya kepemimpinan transformasional. Pendidikan Islam memerlukan gaya kepemimpin transformasional yang visioner, menginspirasi, mampu beradaptasi dengan cepat, berfikir terbuka, dan progresif sehingga pendidikan Islam mampu melakukan perubahan dan perbaikan secara berkelanjutan. Cara ini sangat penting dan dapat mengantarkan pendidikan Islam membangun visi baru yang berhubungan dengan masa yang akan datang. Kekuatan yang dimiliki oleh seorang pemimpin transformational mampu menciptakan keefektifan dalam pengelolaan suatu lembaga pendidikan Islam

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


DAFTAR PUSTAKA

Gönül Kaya Özbağ, “The Role of Personality in Leadership: Five Factor Personality Traits and Ethical Leadership,” Procedia - Social and Behavioral Sciences 235 , November 2016. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.11.019

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002

Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2014

I William Zartman, “Approaches to the Management of Pain,” (JNCI: Journal of the National Cancer Institute, 1982),

https://doi.org/10.1093/jnci/68.4.695-c.

J Bruce Tracey and Timothy R Hinkin, “Transformational Leadership or Effective Managerial Practices?” vol. 23, 1998.

Kholiq A, Model Kepemimpinan Transformatif Kepala Madrasah. Manarul Qur’an: Jurnal Ilmiah Studi Islam, 2007

Noor Kholis Mukti, Memoar Aktivis. Kairo: PPMI Press, 2003

Shalahuddin, Karakteristik Kepemimpinan Transfromasional

Shoni Rahmatullah Amrozi, The Power of Rasulullah’s Leadership. Jogjakarta: Diva Press, 2012.

 

 

 

 

 



[1] Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2014).

[2] I William Zartman, “Approaches to the Management of Pain,” (JNCI: Journal of the National Cancer Institute, 1982), https://doi.org/10.1093/jnci/68.4.695-c.

[3] 3 Gönül Kaya Özbağ, “The Role of Personality in Leadership: Five Factor Personality Traits and Ethical Leadership,” Procedia - Social and Behavioral Sciences 235 (November 2016): 235–42, https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.11.019

[4] Noor Kholis Mukti, Memoar Aktivis (Kairo: PPMI Press, 2003), hal 57.

[5] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal, 874.

[6] Shoni Rahmatullah Amrozi, The Power of Rasulullah’s Leadership (Jogjakarta: Diva Press, 2012), hal, 45.

[7]  Ibid, hal, 45.

[8] J Bruce Tracey and Timothy R Hinkin, “Transformational Leadership or Effective Managerial Practices?” vol. 23, 1998.

[9] Shalahuddin, Karakteristik Kepemimpinan Transfromasional, hal, 50.

[10] Kholiq A, Model Kepemimpinan Transformatif Kepala Madrasah. Manarul Qur’an: Jurnal Ilmiah Studi Islam, (2007), hal. 34.

0 comments:

Post a Comment