KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
DALAM PENDIDIKAN ISLAM
PENDAHULUAN
Situasi lingkungan kita yang selalu berubah,
menciptakan suatu persoalan abadi terkait pengetahuan kita terhadap
kepemimpinan. Persoalan ini tidak jarang menjadi penghambat untuk menciptakan
suatu model kepemimpinan yang sukses. Khususnya, dari catatan sejarah kita
menunjukkan tentang bagaimana sebuah kepemimpinan itu dijalankan oleh seorang
figur pemimpin yang sering kali gagal, ketika menyesuaikan antara budaya yang
ada, dengan kepentingan-kepentingan yang kompleks. Akan tetapi, hal ini bukan
menjadi sebuah alasan fundamental untuk tidak menghasilkan sebuah kepemimpinan
untuk kepentingan masyarakat umum.
Proses pencarian, dan penelitian tentang definisi
kepemimpinan secara umum telah dilakukan oleh para ahli selama bertahun-tahun.
Namun hasil yang diperoleh dari pencarian tersebut yang telah dimulai sejak
tahun 1993, masihlah belum memuaskan untuk mengungkapkan definisi kepemimpinan
yang dapat diterima secara umum.[1] Banyak pakar yang mendefinisikan tentang
kepemimpinan sebagai suatu hubungan yang asimetris yang memberikan pengaruh,
bimbingan, serta mengarahkan perilaku seseorang ke arah tujuan tertentu selama
periode waktu tertentu.[2]
Kepemimpinan juga dianggap sebagai suatu hal yang unik, di mana kepemimpinan
dapat mempengaruhi sikap organisasi maupun sikap para anggota organisasi.[3] Kepemimpinan
juga dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil kinerja karyawan
di perusahaan. Yang berarti kegiatan memimpin untuk mendapatkan sebuah kinerja
yang memuaskan membutuhkan sebuah pemahaman yang bagus diantara pemimpin dengan
bawahan. Berbeda dengan Day, dan Antonakis yang menyatakan bahwa, “Kepemimpinan
merupakan suatu objek kajian yang mudah didefinisikan dalam praktiknya, namun
sulit untuk didefinisikan dengan tepat. Hal ini lebih dikarenakan mengingat
sifat kepemimpinan yang kompleks.
Kepemimpinan adalah aspek penting dalam kehidupan
manusia yang memiliki peran krusial dalam membentuk masyarakat, organisasi, dan
negara. Dalam dunia yang terus berubah, kebutuhan akan kepemimpinan yang mampu
beradaptasi dan menginspirasi perubahan positif menjadi semakin penting. Salah
satu konsep kepemimpinan yang telah mendapatkan perhatian yang signifikan
adalah kepemimpinan transformasional.
Dalam konteks Islam, kepemimpinan transformasional
juga merupakan isu yang menarik. Islam sebagai agama yang memiliki sejarah
panjang telah memberikan pedoman tentang bagaimana seorang pemimpin harus
bertindak. Kepemimpinan transformasional dalam Islam mendasarkan diri pada
prinsip-prinsip moral, etika, dan nilai-nilai agama. Dengan demikian, pemimpin
yang mempraktikkan kepemimpinan transformasional dalam kerangka Islam
diharapkan dapat menciptakan perubahan positif dalam masyarakat mereka.
Mendidik generasi muda dalam konteks Islam bukan hanya
tentang mentransfer pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk karakter yang
kuat yang mencerminkan nilai-nilai agama. Dalam konteks ini, kepemimpinan
transformasional muncul sebagai pendekatan yang dapat menginspirasi,
memotivasi, dan membimbing para pendidik dan siswa untuk mencapai tujuan
tersebut. Dengan memahami konsep, prinsip-prinsip, dan implementasi praktis
dari kepemimpinan transformasional dalam pendidikan Islam, kita dapat
menciptakan lingkungan pendidikan yang memberikan manfaat jangka panjang bagi
individu, masyarakat, dan umat Islam secara keseluruhan.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam makalah ini akan
membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan konsep kepemimpinan
transformasional dalam Pendidikan islam
PEMBAHASAN
1.
Definisi
Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang lain dalam rangka mencapai tujuan,
atau seni untuk mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan suatu tindakan
seseorang atau beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi
tertentu.[4] Kepemimpinan
melibatkan kemampuan untuk memotivasi, menginspirasi, dan mengoordinasikan
orang-orang dalam upaya mencapai hasil yang diinginkan. Ini mencakup berbagai
gaya dan pendekatan yang dapat bervariasi sesuai dengan situasi, konteks, dan
karakteristik individu yang dipimpin. Secara etimologi
pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar
melakukan tindakan pencapaian
tujuan bersama, sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi awal
struktur dan proses kelompok.[5]
Kepemimpinan
menyangkut keberadaan sosok orang yang dapat dipercaya menjadi pemimpin, yang
dipandang memiliki kemampuan dan atau keterampilan lebih baik dibandingkan
dengan orang-orang yang di sekitarnya, oleh karena itu salah satu hal yang
harus dimiliki oleh pemimpin adalah kompetensi untuk mempimpin. Karena ketika
menjadi pemimpin dia bertanggungjawab atas dirinya sendiri, setiap orang dari
tim, kesehatan dan keutuhan tim serta tercapainya tujuan dari organisasi yang
dipimpin tersebut. Semua hal tersebut adalah satu kesatuan yang tidak dapat
dipisah dalam sebuah kepemimpinan, tidak ada kepemimpinan yang sehat yang
mengabaikan keutuhan tim, dan tidak ada kepemimpinan yang berhasil tanpa
tercapainya tujuan bersama.
Sedangkan
pemimpin berasal dari kata “pimpin” (dalam bahasa Inggris, lead) berarti
bimbing dan tuntun. Dengan demikian, di dalamnya ada dua pihak yang terlibat,
yaitu yang memimpin dan yang dipimpin. Jadi pemimpin adalah seseorang yang menuntun atau yang
membimbing.
2.
Kepemimpinan Transformasional
Istilah
kepemimpinan transformasional berasal dari dua kata, yaitu kepemimpinan dan
transformasional. Istilah transformasional (transformative) berinduk dari kata
to tranform, yang bermaksa mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi
bentuk yang berbeda.[6]
Kepemimpinan transformasional merupakan jenis kepemimpinan baru yang efektif
dalam menggerakkan perubahan, terutama pada lingkungan transisional.
Kepemimpinan
transformasional dapat didefiniskan sebagai kemampuan seorang pemimpin dalam
bekerja dengan atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal
sumber daya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan target capaian yang telah ditetapkan.[7] Sumber daya yang dimaksud
berupa sumber daya manusia, fasilitas, dana, waktu, dan lain sebagainya. Kepemimpinan
transformasional juga dapat didefenisikan sebagai kepemimpinan di mana pemimpin
mengembangkan komitmen pengikutnya dengan berbagi nilai-nilai dan visi
organisasi.
Kepemimpinan
transformasional merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang digunakan oleh Rasulullah
Muhammad Saw, jika merujuk kepada definisi diatas
maka dapat dikaitkan dengan bagaimana beliau dapat mengembangkan komitmen para
pengikutnya dahulu yaitu para sahabat
hingga kini, dan dengan sangat jelas Rasulullah Saw berhasil berbagi
nilai-nilai dan visi yang diwahyukan kepadanya, yaitu agama Islam.
Hingga
kini umat Islam di seluruh dunia dapat merasakan hasil dari transformatifnya
kepemimpinan Rasulullah Saw, karena hingga kini umat Islam masih berkomitmen
dalam berilsam, beriman dan berihsan, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah dan
juga tetap berbagi nilai-nilai dari agama Islam.Hal ini membuktikan bahwa
kepemimpinan transformasional telah digunakan oleh Rasullah Saw dalam
menyebarkan dan mengajarkan agama Islam.
3.
Unsur – Unsur
Kepemimpinan Transformasional
Syarat
utama untuk menjadi seorang pemimpin transformasional adalah menjadi seorang
figur pemimpin yang terampil. Memimpin di dalam model kepemimpinan ini bertugas
untuk memberikan visi, arahan, dan inspirasi. Artinya ketika pemimpin tersebut
berada disekitar pengikutnya. Mereka dapat mengangkat aspirasi seluruh anggota
yang disekitarnya, serta dapat menyatukan mereka untuk mencapai tujuan bersama.
Selain itu kepemimpinan transformasional juga mampu memberikan inspirasi bagi
anggota untuk mendapatkan prestasi sebaik mungkin, ketika para pemimpin tidak
berada disekitar mereka.
Berikut
unsur-unsur yang membentuk kepemimpinan transformasional menurut Bass:[8]
1)
Pengaruh idealis. Pada
awalnya Bass menyebutnya sebagai karisma, namun untuk selanjutnya. Ia
menyebutnya sebagai pengaruh ideal untuk menggambarkan visi, dan misi yang ada
secara jelas, menanamkan pada kebanggaan
terhadap apa yang perlu dicapai, dan mendapatkan rasa hormat dan kepercayaan di
dalam memimpin dengan standar moral, dan etika yang tinggi.
2)
Inspirasi,
mengkomunikasikan harapan yang tinggi, menambahkan makna pada tujuan, dan
usaha, menggunakan simbol untuk memfokuskan upaya, mengungkapkan tujuan yang
penting dengan cara yang sederhana, melakukan hal-hal yang dapat membuat orang
termotivasi. Seorang pemimpin
transformasional memotivasi para pengikut dengan membuat mereka lebih sadar
mengenai pentingnya hasil-hasil pekerjaan, mendorong mereka untuk lebih
mementingkan organisasi atau negara daripada kepentingan diri sendiri dan mengaktifkan
(menstimulus) kebutuhan-kebutuhan mereka yang lebih tinggi.
3) Stimulasi intelektual. Stimulasi
intelektual adalah proses meningkatkan pemahaman dan merangsang timbulnya cara pandang
baru dalam melihat permasalahan, berpikir, dan berimajinasi, serta dalam menetapkan
nilai-nilai kepercayaan. Para
pemimpin transformasional melakukan stimulasi pada pengikut mereka agar lebih inovatif dan
kreatif dengan meminta pendapat, menggambarkan masalah, dan melakukan pendekatan baru
terhadap masalah yang dihadapi. Mereka
tidak melakukan kritik
di muka umum terhadap bawahannya. Gagasan-gagasan baru dan solusi kreatif atas masalah diperoleh dari
bawahan yang dilibatkan dalam proses penyelesaian masalah. Dengan cara ini, para
bawahan memiliki keberanian untuk mencoba pendekatan- pendekatan baru.
4)
Pertimbangan
individual. Hal ini tercermin dari
pemimpin yang mendengarkan dengan penuh perhatian, dan memberikan perhatian
khusus pada pencapaian pengikut, dan kebutuhan pertumbuhan.
Selain dari paparan di atas masih banyak para ahli
yang mencoba untuk dapat memahami karakteristik dari kepemimpinan
transformasional. Seperti yang dilakukan oleh Krishnan pada tahun 2001, yang
menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional sangat dekat hubungannya dengan
kepercayaan diri. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pimpinan transformasional,
“tinggi pada tujuan hidup, kemanjuran pribadi, kontrol interpersonal, dan
kepercayaan diri sosial.
4.
Prinsip-Prinsip
Kepemimpinan Transformasional dalam Islam
Menurut Bernard Bass, “Transformative leadership contains four-component,
charisma or idealized influence, inspiration, motivation, intellectual
stimulation and individualized consideration”.[9] Pendapat
tersebut mengungkapkan bahwa ada 4 komponen dalam kepemimpinan transformasional,
yaitu: Kharisma atau mengidolakan pengaruh sifat dan tingkah laku, motivasi
yang mendatangkan inspirasi, rangsangan intelektual, dan memberikan
pertimbangan kepada individu. Seorang pemimpin yang transformasional harus
memiliki visi yang baik, tujuan yang jelas,
integritas yang tinggi, kemampuan komunikasi yang baik sehingga dengan
keterampilan yang dimiliki dapat mengembangkan ikatan emosional dengan
pengikut.
Ada
tujuh prinsip dalam kepemimpina transformasional yang harus dimiliki dan dijaga
untuk dapat mencapai tujuan bersama, yaitu:
1)
Simplikasi, Keberhasilan dari
kepemimpinan diawali dengan sebuah visi yang jelas, praktis dan dapat
mengarahkan kemana organisasi tersebut akan melangkah.
2)
Motivasi, Kemampuan untuk
mendapatkan komitemen dari setiap orang dalam tim merupakan hal yang penting,
pada dasarnya setiap manusia memiliki naluri untuk selalu termotivasi, hadirnya
pemimpin adalah untuk menjaga agar motivasi itu selalu ada dalam bentuk komitmen.
3)
Fasilitasi, Kepemimpinan
transformasional harus mampu menjadi jembatan para individu yang ada di
dalamnya untuk terus belajar dan mengembangkan dirinya, sebuah kepemimpinan
harus peduli akan perkembangan setiap individu yang terlibat di dalamnya.
4)
Inovasi, Setiap organisasi tidak
boleh takut akan perubahan, justru harus membangun budaya untuk selalu
malakukan perubahan, dalam kepemimpinan transformasional, pilihannya hanya dua
inovasi atau mati.
5)
Mobilitas,
Kepemimpinan transformasional harus mampu mendistribusikan tanggungjawab dengan
jelas dan cekatan kepada setiap orang yang terlibat didalamnya.
6)
Siap Siaga, Siap siaga merupakan
kemampuan untuk selalu siap dalam menyambut hal-hal baru yang berkaitan dengan
tim dan tujuan dari organisasi.
7)
Tekad, Tekad adalah kemauan
yang tinggi untuk mencapai tujuan akhir, serta menyelesaikan sesuatu dengan
baik dan tuntas.
Ketujuh prinsip tersebut harus hadir dalam
kepemimpinan transformasional, prinsip-prinsip ini menunjukkan bahwa sebuah tim
haruslah dinamis dengan kepemimpinan yang efektif, selain itu tim tidak hanya
bekerja untuk mengejar target organisasi, namun harus tetap memperhatikan
keutuhan tim secara keseluruhan dan setiap individu yang terlibat di dalamnya.
Penerapan gaya kepemimpinan transformasional dalam
pendidikan Islam tidak hanya mempertimbangkan teori-teori kepemimpinan semata,
tetapi pertimbangan yang lebih esensial adalah paradigma kepemimpinan
transformasional yang sejalan dengan nafas pendidikan yang bersifat dinamis.
Penerapan kepemimpinan transformasional dalam pendidikan Islam memungkinkan
pendidikan memiliki kemampuan beradaptasi secara cepat dan belajar lebih banyak
dari pengalaman masa lampau maupun belajar kepada organisasi lain.
5.
Implementasi
Kepemimpinan Transformasional dalam Pendidikan Islam
Tidak bisa dipungkiri bahwa kepemimpinan
transformasional memegang peran kunci dalam pengembangan pendidikan Islam.
Dalam pengembangan pendidikan Islam, model kepemimpinan transformasional
diyakini lebih baik untuk diterapkan dalam pendidikan Islam dengan berbagai
alasan. Pertama, kepemimpinan transformasional memberikan semangat kerja, juga
dapat mengetahui kebutuhan yang diperlukan oleh anggotanya. Kedua, kepemimpinan
transformasional bukan hanya memenuhi keperluan setiap anggotanya, tetapi juga
mampu memperkokoh sifat tanggung jawab setiap anggotanya. Ketiga, kepemimpinan
transformasional memberikan semangat kepada setiap anggotanya untuk mampu
menjadi pemimpin atas pekerjaannya[10]
Kepemimpinan transformasional sangat mendukung dalam
peningkatan kualitas suatu lembaga pendidikan. Pemikiran yang terus berkembang
membuat suatu lembaga pendidikan membutuhkan sosok pemimpin yang arif dan
bijaksana sehingga mampu menumbuhkan kinerja setiap anggotanya. Kepemimpinan
transformasional merupakan salah satu solusi yang dapat menciptakan generasi
yang unggul untuk membantu dalam kemajuan suatu bangsa. Penerapan kepemimpinan
transformasional dalam lembaga pendidikan Islam merupakan alternatif untuk
mendorong perkembangan pendidikan Islam maju lebih cepat. Nilai-nilai dasar
dalam kepemimpinan transformasional dipandang sejalan dengan pendidikan Islam
yang menekankan ajaran dan nilai-nilai agama yang bersumber pada Al-Qur’an dan
sunnah Nabi. Karena itu, pendidikan Islam memiliki ruh profetik. Penerapan
kepemimpinan transformasional dalam pendidikan Islam memiliki arti penting
karena adanya kesamaan nilai dengan prinsip pendidikan Islam.
Dalam suatu organisasi manapun, termasuk birokrasi public, pemimpin
memegang peranan yang sangat strategies. Berhasil tidaknya birokrasi public
sangat ditentukan kualitas pemimpinya dan gaya kepemimpinannya. Pada konteks
birokrasi public termasuk didalamnya Lembaga Pendidikan yang system
kepemimpinannya yang berdasarkan hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin,
dimana staf yang bekerja sangat bergantung kepada pimpinannya. Apabila pimpinan
pada birokrasi public tidak memiliki kemampuan manajerial dan human relation
yang baik maka kinerja birokrasi pun cenderung tidak baik.
Sehubungan dengan hal – hal yang dikemukakan diatas, maka ukuran
efektivitas merupakan suatu standar akan terpenuhinya sasaran dan tujuan yang
ingin dicapai, selain itu menunjukkan pada tingkat sejauh mana organisasi,
program atau kegiatan melaksanakan fungsi – fungsinya secara optimal. Sehingga
seorang pemimpin Lembaga Pendidikan dikatakan menerapkan kaidah kepemimpinan
transformasional apabila dia mampu mentransformasikan atau mengubah sesuatu
menjadi sesuatu yang lain atau berbeda untuk mencapai tujuan. Misalnya
mentranformasikan misi menjadi realita, potensi menjadi actual dan lain
sebagainya.
Perubahan yang dilakukan oleh pemimpin bisa berupa kemampuan untuk
merubah energi sumber daya, baik manusia, instrument, maupun situasi, untuk
mencapai tujuan reformasi Lembaga Pendidikan. Seorang pemimpin yang menerapkan kepemimpinan
transformasional adalah pemimpin yang mempunyai wawasan yang luas dan berpikir
jauh kedepan. Dia akan berusaha untuk melakukan suatu perbaikan terhadap
Lembaga Pendidikan yang dikelolanya dengan tidak hanya bernuansa untuk saat ini
saja. Akan tetapi sampai masa yang akan datang. Oleh karena itu diharapkan
dalam Lembaga Pendidikan islam, misalnya kepala madrasah dapat
mengimplementasikan model kepemimpinan transformasional dalam mengelola lembaga
pendidikan Islam yang dipimpinnya agar dapat melakukan perubahan. Ada beberapa
pedoman tentative yang merupakan Langkah – Langkah kerja yang perlu
diimplimentasikan oleh para pemimpin yang berusaha untuk menginspirasi dan
memotivasi pengikut atau bawahannya agar dapat melakukan perubahan. Pedoman
untuk kepemimpinan transformasional adalah sebagai berikut:
1) Pemimpin transformasional dalam pendidikan Islam harus
memiliki visi yang kuat yang didasarkan pada nilai-nilai Islam dan
menginspirasi orang lain untuk mengikuti visi tersebut. Visi ini harus sesuai
dengan tujuan dan prinsip-prinsip agama Islam
2) Menjelaskan
bagaimana visi tersebut
dapat dicapai. Para pemimpin transformasional tidak cukup hanya menyampaikan sebuah visi yang menarik
akan tetapi
harus mampu meyakinkan kepada
bawahannya bahwa visi itu memungkinkan
dan membuat hubungan
yang jelas dengan strategi
yang dapat dipercaya untuk mencapainya.
3) Menjelaskan
bagaimana visi tersebut
dapat dicapai. Para pemimpin transformasional tidak cukup hanya menyampaikan sebuah visi yang menarik
akan tetapi
harus mampu meyakinkan kepada
bawahannya bahwa visi itu memungkinkan
dan membuat hubungan
yang jelas dengan strategi
yang dapat dipercaya untuk mencapainya.
4)
Memperlihatkan
keyakinan kepada pengikut. Pemimpin harus memberikan motivasi dan keyakinan
kepada bawahan bahwa mereka dapat mencapai visi yang telah ditetapkan, sehingga
bawahan sadar dan yakin bahwa mereka dapat memperoleh keberhasilan untuk
melakukan sesuatu yang sama sebagaimana dilakukan oleh para pendahulu mereka,
bahkan bisa lebih baik.
5)
Memimpin dengan
memberikan contoh. Begitu pentingnya seorang pemimpin menjadi model atau contoh
bagi bawahannya manakala pemimpin tersebut mengharapkan agar bawahannya
melakukan apa yang menjadi konsep dan harapannya.
6)
Memberikan kewenangan
kepada orang – orang untuk mencapai visi. Memberikan kewenangan berarti
mendelegasikan kewenangan dan memberikan keleluasaaan kepada bawahan untuk
melakukan suatu Tindakan dalam rangka mencapai visi organisasi, mulai dari
tahap perencanaan sampai pengambilan keputusan dan solusi terhadap suatu
permasalahan.
7)
Pemimpin
transformasional dalam pendidikan Islam berusaha untuk menciptakan masyarakat
yang lebih baik dan lebih Islami. Mereka menggalakkan toleransi, kerjasama, dan
perdamaian dalam hubungan antar siswa dan antar anggota komunitas pendidikan. Dalam
lingkungan multikultural, pemimpin transformasional dalam pendidikan Islam juga
mempromosikan toleransi, dialog antaragama, dan pemahaman yang lebih baik
antara berbagai agama dan budaya.
Kepemimpinan
transformasional dalam pendidikan Islam bertujuan untuk menciptakan lingkungan
yang memungkinkan perkembangan individu yang kuat, bermoral, dan memiliki
pemahaman yang lebih dalam tentang agama Islam, sambil juga mempersiapkan
mereka untuk menjadi warga yang berkontribusi dalam masyarakat secara lebih
luas. Dalam konteks pendidikan Islam, pendekatan ini sangat penting untuk
membentuk generasi yang terdidik dengan baik dan berakhlak mulia sesuai dengan
prinsip-prinsip Islam.
6.
Tantangan dan
Hambatan
Kepemimpinan
transformasional dalam pendidikan Islam, meskipun memiliki banyak manfaat, juga
menghadapi sejumlah tantangan dan hambatan yang perlu diatasi. Berikut adalah
beberapa di antaranya:
1) Tradisi dan Konservatisme: Beberapa
lingkungan pendidikan Islam mungkin sangat konservatif dan mempertahankan
tradisi yang kuat. Pemimpin yang mencoba mengubah atau memodernisasi pendidikan
Islam dapat menghadapi resistensi dari pihak yang ingin menjaga status quo.
2) Keterbatasan Sumber Daya: Sekolah Islam sering kali
memiliki keterbatasan sumber daya, baik dalam hal finansial maupun
infrastruktur. Menerapkan pendekatan kepemimpinan transformasional mungkin
memerlukan investasi tambahan dalam pelatihan, teknologi, dan fasilitas, yang
mungkin sulit diakses.
3) Tantangan Kurikulum: Mengintegrasikan nilai-nilai
Islam dalam kurikulum modern bisa menjadi tantangan. Memadukan kurikulum agama
dan ilmu pengetahuan secara seimbang memerlukan perencanaan yang matang dan
guru yang berkualitas.
4) Relevansi Global: Dalam era globalisasi, sekolah Islam
perlu memastikan bahwa pendidikan mereka tetap relevan secara global sambil
mempertahankan nilai-nilai agama. Hal ini dapat menjadi dilema yang menantang.
5) Pengembangan Kepemimpinan: Membentuk pemimpin
transformasional dalam pendidikan Islam memerlukan pelatihan dan pengembangan
kepemimpinan yang berkelanjutan. Tidak semua individu yang memegang peran
kepemimpinan memiliki keterampilan ini dari awal.
6) Isu Multikulturalisme: Dalam masyarakat multikultural,
pendidikan Islam sering harus berhadapan dengan isu-isu keberagaman dan
toleransi. Mengelola keragaman budaya dan agama dalam lingkungan pendidikan
Islam bisa menjadi tantangan.
7) Tantangan Teknologi: Pendidikan Islam harus mengejar
tren teknologi pendidikan. Namun, tidak semua sekolah Islam memiliki akses atau
dana untuk mengadopsi teknologi pendidikan yang canggih.
8) Ketidakstabilan Politik dan Sosial: Di beberapa
wilayah, ketidakstabilan politik dan sosial dapat menghambat pendidikan Islam.
Konflik, perubahan rezim, atau kebijakan yang tidak stabil dapat mempengaruhi
secara negatif lingkungan pendidikan.
Untuk
mengatasi hambatan dan tantangan ini, pemimpin transformasional dalam
pendidikan Islam perlu memiliki strategi yang baik, komitmen yang kuat, dan
kemampuan untuk berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan terkait. Mereka
juga harus menjaga komunikasi yang efektif dan memastikan bahwa visi mereka
sesuai dengan nilai-nilai Islam dan kebutuhan masyarakat setempat.
KESIMPULAN
1.
Kepemimpinan transformasional adalah kemampuan seorang pemimpin dalam
bekerja dengan atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal
sumber daua organisasi dalam rangka mencapai tujuan target capaian yang telah
ditetapkan. Sumber daya yang dimaksud berupa sumber daya manusia, fasilitas,
dana, waktu, dan lain sebagainya.
2.
Prinsip kepemimpinan transformasional dalam berdasarkan Al-Quran dan
Sunnah Rasulullah Saw yang sesuai dengan: simplifikasi, motivasi, fasilitasi,
inovasi, mobilitas, siap siaga dan tekad.
3.
Karakteristik pemimpin transformasional adalah: Inspirational
motivation, intellectual stimualtion, individualized consideration dan
idealized influence yang dipadukan dengan ayat-ayat kepemimpinan dalam Al-Quran
dan mengikuti sunnah Rasulullah Saw.
4.
Kepemimpinan transformasional pada Lembaga Pendidikan
islam yaitu apabisa seorang pemimpin Lembaga Pendidikan Islam mampu
mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang lain atau berbeda
untuk mencapau tujuan.
5. Keberadaan pemimpin
dalam suatu organisasi pendidikan berpengaruh besar terhadap kinerja organisasi
tersebut. Pemimpin lembaga pendidikan tidak hanya berfungsi dalam menggerakkan
sumber-sumber organisasi pendidikan, tetapi juga melakukan adaptasi dengan perubahan
dan sekaligus mengarahkan perubahan menuju tercapainya tujuan. Tuntutan
perubahan dan adaptasi dalam organisasi pendidikan memerlukan model gaya
kepemimpinan transformasional. Pendidikan Islam memerlukan gaya kepemimpin
transformasional yang visioner, menginspirasi, mampu beradaptasi dengan cepat,
berfikir terbuka, dan progresif sehingga pendidikan Islam mampu melakukan
perubahan dan perbaikan secara berkelanjutan.
Cara ini sangat penting dan dapat mengantarkan pendidikan Islam membangun visi
baru yang berhubungan dengan masa yang akan datang. Kekuatan yang dimiliki oleh
seorang pemimpin transformational mampu menciptakan keefektifan dalam
pengelolaan suatu lembaga pendidikan Islam
DAFTAR
PUSTAKA
Gönül
Kaya Özbağ, “The Role of Personality in Leadership: Five Factor Personality
Traits and Ethical Leadership,” Procedia - Social and Behavioral Sciences 235 ,
November 2016. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.11.019
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, Dan Riset
Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara, 2014
I
William Zartman, “Approaches to the Management of Pain,” (JNCI: Journal
of the National Cancer Institute, 1982),
https://doi.org/10.1093/jnci/68.4.695-c.
J Bruce
Tracey and Timothy R Hinkin, “Transformational Leadership or Effective
Managerial Practices?” vol. 23, 1998.
Kholiq A, Model Kepemimpinan Transformatif
Kepala Madrasah. Manarul Qur’an: Jurnal Ilmiah Studi Islam, 2007
Noor Kholis Mukti,
Memoar Aktivis. Kairo: PPMI Press, 2003
Shalahuddin,
Karakteristik Kepemimpinan Transfromasional
Shoni
Rahmatullah Amrozi, The Power of Rasulullah’s Leadership. Jogjakarta:
Diva Press, 2012.
[1] Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2014).
[2] I William Zartman, “Approaches to the Management of Pain,”
(JNCI: Journal of the National Cancer Institute, 1982),
https://doi.org/10.1093/jnci/68.4.695-c.
[3] 3 Gönül Kaya Özbağ, “The Role of Personality in Leadership: Five
Factor Personality Traits and Ethical Leadership,” Procedia - Social and
Behavioral Sciences 235 (November 2016): 235–42,
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.11.019
[4] Noor Kholis Mukti, Memoar Aktivis (Kairo: PPMI Press, 2003),
hal 57.
[5] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal, 874.
[6] Shoni Rahmatullah Amrozi, The Power of Rasulullah’s Leadership (Jogjakarta:
Diva Press, 2012), hal, 45.
[7] Ibid, hal, 45.
[8] J Bruce Tracey and Timothy R Hinkin, “Transformational
Leadership or Effective Managerial Practices?” vol. 23, 1998.
[9] Shalahuddin, Karakteristik
Kepemimpinan Transfromasional, hal, 50.
[10] Kholiq A, Model Kepemimpinan Transformatif Kepala Madrasah. Manarul Qur’an:
Jurnal Ilmiah Studi Islam, (2007), hal. 34.
0 comments:
Post a Comment