Saturday, October 12, 2024

PEMBERIAN TUGAS SESUAI DENGAN KEMAMPUAN (Tafsir al-Qur’an Surat Al-Naml ayat 38)

4:40 PM Posted by zatin abdullah No comments

 


PENDAHULUAN

Pemberian pekerjaaan yang sesuai dengan kemampuan seseorang adalah salah satu hal yang paling penting didalam pengelolaan sumber daya manusia dan pengembangan organisasi. Sering kali, tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan seseorang dapat mengakibatkan stres, kelelahan, atau bahkan tidak puas dalam bekerja, sementara tugas yang terlalu mudah mungkin tidak memotivasi seseorang untuk tumbuh berkembang, sehingga penting untuk memahami dan mempertimbangkan kemampuan seseorang ketika memberikan tugas di lingkungan kerja atau pendidikan.

Pemberian tugas sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang merupakan salah satu aspek dalam manajemen sumber daya manusia. Suatu organisasi atau lembaga pendidikan cenderung lebih sukses apabila mampu mengidentifikasi, menilai dan memberikan tugas kepada karyawannya berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu. Aspek ini bisa membuat karyawan lebih termotivasi dan merasa lebih dihargai sehingga pekerjaan akan terlaksana dengan baik dan memcapai tujuan yang efisien. Tugas yang sesuai dengan kemampuan merupakan inti dari manajemen yang cerdas, dalam dunia kerja yang terus berubah dan karyawan yang mempunyai beragam ketrampilan dan pengalaman, kemampuan individu adalah kunci untuk meningkatkan kinerja, mengurangi tingkat stress dan menciptakan lingkungan kerja yang harmonis.

Berbicara tentang pemberian tugas yang sesuai dengan kemampuan pasti akan selalu berkaitan dengan sumberdaya. Dalam suatu lembaga tentunya memiliki berbagai sumber daya yang diberdayakan untuk mencapai tujuan, yaitu: man, material, metode, money, mechine dan market. Dari 6 sumber daya tersebut, yang paling utama adalah man yaitu sumber daya manusia[1]. Seorang pemimpin yang baik akan sangat memperhatikan kemampuan stafnya dan menempatkan mereka sesuai dengan kemampuannya masing – masing. Sumber daya manusia adalah karyawan atau pegawai yang bekerja disuatu lembaga atau organisasi yang dikelola sesuai dengan kebutuhannya dan bakat minat yang dimiliki.[2]

Individu sebagai komponen penting sumber daya manusia yang ada di suatu lembaga memperoleh perhatian yang besar didalam al – Quran, baik sebagai perseorangan, sosial dan manusia sebagai makhluk Tuhan yang terdiri dari unsur jasmani dan rohani. Demikian juga didalam konteks lembaga, manusia sebagai sumber daya sangat menentukan berhasil dan tidaknya tujuan lembaga yang telah ditentukan. Dalam lembaga pendidikan misalnya, ada ditemukan sekolah atau madrasah yang tidak mengalami perkembangan kemajuan yang signifikan bahkan mengalami kemunduran, ini bisa terjadi karena penempatan sumber daya manusia yang kurang sesuai dengan kompotensinya serta kurang amanah terhadap tugas yang telah diberikan.

Al – Quran sebagai sumber ilmu pengetahuan telah memberikan solusi bagaimana mengelola sumber daya manusia untuk menjalankan tugas dan kewajibannya sehingga tujuan yang diharapkan bisa tercapai secara efesien dan efektif. Sebagaimana disebutkan dalam Surat Al Naml ayat 38 yang akan dijelaskan dalam makalah ini.Top of Form

PEMBAHASAN

1.       Redaksi Surah Al Naml ayat 38 dan Terjemahannya

قَالَ يٰٓاَيُّهَا الْمَلَؤُا اَيُّكُمْ يَأْتِيْنِيْ بِعَرْشِهَا قَبْلَ اَنْ يَّأْتُوْنِيْ مُسْلِمِيْنَ

Artinya:

Dia (Sulaiman) berkata, “Wahai para pembesar! Siapa saja di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku untuk menyerahkan diri?”[3]

 

2.       Makna kata – kata

قَالَ

 (Berkata Sulaiman), maksudnya adalah Nabi Sulaiman berkata

 يٰٓاَيُّهَا الْمَلَؤُ

( wahai para pembesar), yang dimaksud dengan para pembesar disini adalah semua bala tentaranya, baik dari kalangan jin dan manusia yang telah Allah swt tundukkan pada Nabi Sulaiman sebagai seorang pemimpin.

يٰٓأَيُّهَا الْمَلَؤُا۟ أَيُّكُمْ يَأْتِينِى بِعَرْشِهَا

( Hai pembesar- pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku), maksud dari singgasana dalam ayat ini adalah singgasana ratu Balqis. Singgasana itu terbuat dari emas yang ditaburi dengan yaqut( sejenis batu mulia), zabarjad( batu mulia) dan mutiara.[4]

 

قَبْلَ أَن يَأْتُونِى مُسْلِمِينَ

(sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang – orang yang berserah diri), maksudnya adalah Nabi Sulaiman mendapat wahyu dari Allah bahwa mereka akan mendatanginya dengan berserah diri. Atau Sulaiman memprediksinya lewat keadaan yang terjadi. Terdapat pendapat mengatakan bahwa Nabi Sulaiman hendak mengambil singgasana Bilqis untuk menunjukaan kepadanya kekuatan yang Allah berikan kepadanya sehingga itu menjadi bukti kenabiannya.

 

3.       Tafsir dan Penjelasan Ayat Para Ahli

Ayat 38 Surah Al Naml ini menjelaskan tentang kisah Nabi Sulaiman yang menerima kabar dari seekor burung hud – hud yang membawa berita tentang keberadaan Ratu Saba’. Ayat ini adalah awal dari kisah penjelasan Nabi Sulaiman memutuskan untuk mengirim surat kepada Baiqis dan mengundangnya untuk menghadap Nabi Sulaiman. Ratu Balqis mengetahui kekuatan kerajaan Nabi Sulaiman. Maka timbulah keinginan Balqis untuk pergi kepada Nabi Sulaiman di Yerusalem dengan membawa hadiah yang besar. Setelah Nabi Sulaiman mengetahui bahwa Balqis akan menemui dirinya di ibukota negara, maka dia membangun sebuah istana besar yang lantainya terbuat dari kaca yang tidak biasa dilakukan di tanah Yaman. Ketika perjalanan Bilqis telah mendekati kerajaan Nabi Sulaiman, maka Nabi Sulaiman bermaksud memperlihatkan tanda – tanda kebesarannya. Agar Balqis beriman dan membenarkan kenabiannya. Nabi Sulaiman berkeinginan untuk memindahkan singgasana kerajaan Bilqis yang ditinggalkan dinegerinya untuk menjadi tempat duduknya didalam istana yang sudah dibangun. Nabi Sulaiman bertanya kepada tentaranya, apakah ada orang yang kuat dan dapat mengangkut singgasana ratu Balqis dari Yaman ke Yerusalem sebelum ratu Bilqis sampai dinegaranya.[5]

Tafsir Jalalain: (Berkata Nabi Sulaiman) Hai pembesar – pembesar. Siapakah diantara kamu sekalian) lafal ayat ini dapat dibaca Talqiq dan dapat juga dibaca secara Tas-lih sebagaimana keterangan sebelumnya yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang – orang yang berserah diri, yaitu taat dan tunduk kepadaku. Oleh karena itu aku harus mengambil singgasana ratu Balqis sebelum mereka sampai bukan setelahnya.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini menjelaskan tentang setelah para utusan itu kembali ke negaranya, mereka menyampaikan kepada Ratu Balqis apa yang dimaksud oleh Nabi Sulaiman dengan suratnya. Nabi Sulaiman meminta mereka untuk menyambut seruannya untuk beriman kepada Allah. Mereka juga menyampaikan keadaan masyarakat yang dipimpin oleh Nabi Sulaiman, serta keadaan bala tentara dan kekayaannya. Disebabkan oleh surat dari Nabi Sulaiman tersebut sehingga Ratu Balqis meutuskan untuk mendatangi Nabi Sulaiman di Yerusalem dan membawa hadiah yang banyak. Nabi Sulaiman mengetahui Ratu Balqis akan datang ke Yerusalem sehingga beliau membuat istana yang sangat besar dan megah dan lantainya dibuat dari kaca. Nabi Sulaiman ingin memperlihatkan kepada ratu Balqis hal – hal yang belum pernah dilihat. Sulaiman ingin memperlihatkan kepadanya tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah, dan kekuasaan yang telah dilimpahkan-Nya, agar Ratu Balqis dan kaumnya beriman kepada Allah. Nabi Sulaiman berkeinginan untuk  membawa singgasana Ratu Balqis yang ada di Yaman ke Yerusalem dalam waktu yang sangat singkat dan akan dijadikan tempat duduk Ratu Balqis di istananya yang baru dibuatnya pada waktu kedatangan Ratu Balqis. Nabi Sulaiman mengatakan maksudnya itu kepada para pembesarnya, "Wahai para pembesarku, siapakah di antara kamu yang sanggup untuk membawakan singgasana ratu Balqis yang ada di Yaman kesini, sebelum rombongan ratu Balqis sampai di sini?".[6]

Tafsir wajiz: Melihat kesungguhan Nabi Sulaiman yang akan menyerang kerajaannya, akhirnya Ratu Balqis menuruti apa yang diperintahkan oleh Sulaiman. Berangkatlah sang ratu dan pengikutnya dari Yaman menuju Palestina. Akan tetapi sebelum Ratu Balqis sampai di Palestina, Nabi Sulaiman, membuat sayembara terlebih dahulu. Nabi Sulaiman berkata, “Wahai para pembesar ! Siapa sajakah di antara kamu sekalian yang mampu membawa singgasananya dihadapanku sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri?” Nabi Sulaiman mendengar akan kemewahan singgasana Ratu Balqis. Dan Balqis sangat bangga dengan singgasananya itu. Nabi Sulaiman mau memberikan kejutan terhadap Ratu Balqis, hal ini  sebagai bagian dari taktik yang dilakukan oleh Nabi Sulaiman untuk memamerkan kekuatan sebagai bukti akan kekuasaan yang dimilikinya yang jauh lebih besar dari kekuasaan Ratu Balqis.[7]

Dalam tafsir As Sa’di menyebutkan Nabi Sulaiman sudah mengetahui bahwa ratu Balqis dan pasukannya akan berangkat menuju ketempatnya. Sehingga dengan segera berkata kepada para pembesarnya yang terdiri dari golongan jin dan manusia yang hadir disisinya, “ Siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup untuk membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri?” maksudnya, supaya kita dapat menguasainya sebelum mereka menyerahkan diri, sehingga harta benda mereka menjadi terpelihara.[8]

Tafsir Quraish Shihab: Nabi Sulaiman segera meminta bantuan kepada jin dan manusia yang telah ditundukkan oleh Allah swt demi kepentingannya untuk melakukan sesuatu yang bisa mengejutkan ratu Balqis. Nabi Sulaiman berkata,”Barangsiapa diantara kalian yang sangguo mendatangkan singgasana Balqis yang megah itu sebelum mereka datang kepadaku dalam keadaan tunduk dan berserah diri?”[9]

Tafsir ibnu Katsir: Sulaiman berkata, "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang mampu untuk membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka sampai kepadaku sebagai orang - orang yang berserah diri? 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin berkata, "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab, "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.

Maka ketika Nabi Sulaiman melihat singgasana itu terletak di depannya, dia pun berkata, "Ini termasuk dalam karunia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari terhadap nikmatNya. Dan barang siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri; dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Mahamulia. Muhammad  ibnu Ishaq telah meriwayatkan daripada Yazid ibnu Ruman yang telah mengatakan bahwa setelah utusan – utusan itu kembali kepada ratu mereka dengan membawa pesan Nabi Sulaiman, maka ratu Balqis mereka berkata, "Sesungguhnya, demi Allah, aku mengetahui bahwa dia bukan hanya seorang raja, dan kita tidak mempunyai kekuatan untuk melawannya, tidak ada artinya kebesaran kita di hadapannya." Kemudian Ratu Balqis mengirimkan utusannya untuk memberitahukan kepada Nabi Sulaiman bahwa dia akan datang bersama semua pembesar dikerajaannya untuk menyaksikan sendiri bagaimana keadaan Nabi Sulaiman dan agama yang diserukannya itu.

Lalu  ratu Balqis memerintahkan untuk mengamankan  singgasana yang biasa dipakai duduk olehnya. Singgasana itu terbuat dari emas yang dihiasi dengan batu yaqut, zabarjad, dan mutiara, lalu disimpan di bagian yang terdalam dari tujuh ruangan yang berlapis-lapis; masing-masing ruangan dikunci pintunya. Kemudian Balqis berkata kepada petugas yang diamanahkan tugas untuk menggantikan kedudukannya selama dia pergi, "Jagalah singgasana kerajaanku dengan ketat dan  dengan seluruh kekuatan dan fasilitas yang kamu miliki, jangan biarkan seorangpun untuk dalamnya dan jangan sekali – kali  kamu memperlihatkannya kepada seorang pun sebelum aku datang." Kemudian berangkatlah ratu Balqis menuju Yerusalem bersama dua belas ribu iring-iringan yang terdiri dari semua raja negeri Yaman, masing-masing iringan terdiri dari ribuan prajurit.

Nabi Sulaiman memberikan tugas kepada  jin – jin  untuk memantau perjalanan Ratu Balqis dan melaporkan kepadanya setiap hari dan malamnya. Disaat  Ratu Balqis beserta rombongannya telah dekat, maka Nabi Sulaiman mengumpulkan semua jin dan manusia yang berada di bawah kekuasaannya, lalu dia berkata kepada mereka: Wahai para penbesar, siapakah di antara kalian  yang mampu membawa singgasana kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri?

Qatadah mengatakan bahwa ketika Nabi Sulaiman mendengar tentang singgasana Ratu Balqis yang terbuat dari emas, mutiara, dan batu permata, yang sangat indah. Nabi Sulaiman tertarik untuk mendapatkan singgasana tersebut, tetapi dia ingin melakukan hal ini dengan cara yang adil dan tanpa menyakiti Ratu Balqis atau rakyatnya. Nabi Sulaiman tahu bahwa Ratu Balqis dan rakyatnya telah masuk Islam, dan ketika seseorang telah masuk Islam, harta benda dan darah mereka menjadi haram (terlarang) untuk dirampas.  Oleh karena itu, Nabi Sulaiman memutuskan untuk menguji pembesar-pembesar di antara para pengikutnya. Dia bertanya apakah ada di antara mereka yang mampu membawa singgasana Ratu Balqis kepadanya sebelum Ratu Balqis dan pengikutnya datang kepadanya sebagai orang-orang yang berserah diri kepada Allah.

Hal yang sama telah dikatakan oleh Ata Al-Khurrasani, As-Saddi, dan Zuhair ibnu Muhammad. sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri? Bila telah demikian, berarti haram bagiku harta benda mereka karena mereka telah masuk Islam.[10]

4.       Kaitan Ayat 38 Surah Al Naml dengan Pemberian Tugas Sesuai dengan Kemampuan

Setiap kisah dari al - Quran mempunyai makna yang berharga, begitu juga dengan ayat 38 Al – Naml ini, kisah ini sudah berlangsung dimasa dahulu tapi banyak sekali makna yang bisa diambil hikmahnya  terutama yang ada kaitannya dengan kepemimpinan dan pemberian tugas sesuai dengan kemampuan. Apabila seseorang diberi amanah untuk menjadi seorang pemimpin maka janganlah sekali – kali menyombongkan diri karena menjadi pemimpin itu hanyalah sementara bukan kekal untuk selamanya. Sebagaiman Nabi Sulaiman diberikan kekuasaan yang sangat tinggi sekali oleh Allah swt, untuk menjadi penguasa dan memimpin bangsa jin, manusia dan makhluk lainnya tetapi Nabi Sulaiman tidak menyombongkan diri dengan kekuasaannya tersebut, akan tetapi beliau selalu bersyukur atas segala nikmat Allah.

Ayat ini juga memperlihatkan tentang kebijaksanaan Nabi Sulaiman sekaligus sebagai pengingat akan pentingnya tunduk kepada Allah swt. Nabi Sulaiman juga ingin menunjukkan mukjizat kepada ratu Balqis untuk menyakinkan akan kenabian dan kekuasaan Allah. Selain itu juga ada pelajaran tentang kerendahan hati dan pentingnya melakukan perbuatan baik secara konsisten.

Terkait dengan pemberian tugas sesuai dengan kemampuan dari masing – masing individu. Sekarang ini terlihat bahwa banyaknya pembagian tugas yang menjadi persoalan karena tidak sesuai dengan sumber daya manusia, baik di level pimpinan hingga karyawan, dari pusat sampai ke daerah bahkan hingga ke desa. Hal ini terbukti dengan banyaknya sumber daya manusia yang harus berurusan dengan penegak hukum seperti kepolisian, kejaksaan dan KPK. Terlaporkan oleh KPK bahwa telah menangani 1.064 perkara dengan tersangka dari berbagai macam latar belakang, dari perkara – perkara tersebut, ada 123 kali operasi tangkap tangan, termasuk didalamnya yang ditangkap dan menjadi tersangka adalah anggota DPR/ DPRD, kepala daerah, pimpinan parta politik dan kepala lembaga/ kementerian.[11]

Al – Quran jelas sudah mengisyaratkan tentang prinsip bagaimana mengelola sumber daya manusia, dimana Nabi Sulaiman mengumpulkan semua pengikutnya termasuk dari golongan jin dan manusia dalam suatu pertemuan untuk membahas tentang pemindahan singgasana ratu Balqis dari Yaman ke Yerussalem. Nabi Sulaiman mencari siapa diantara mereka yang memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk memindahkan singgasana ratu Balqis. Yang menarik dari pertanyaan Nabi Sulaiman ini adalah bahwa, sebagai seorang pemimpin beliau mencari tenaga kerja atau sumber daya manusia yang memiliki kompetensi atau kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan, atau dengan kata lain bahwa Nabi Sulaiman sedang mencari sumber daya manusia yang memiliki kemampuan atau skill untuk dapat melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

Pemberian tugas sesuai dengan kemampuan merupakan konsep penting dalam manajemen pendidikan Islam. Dalam konteks ini, pemberian tugas yang sesuai dengan kemampuan individu dapat dikaitkan dengan konsep "ta'dib" (pendidikan) dan "tarbiyah" (pembinaan). Manajemen pendidikan Islam berupaya memastikan bahwa tugas-tugas yang diberikan kepada siswa atau individu dalam lingkungan pendidikan Islami didesain sesuai dengan kapasitas dan potensi mereka. Hal ini melibatkan pengenalan terhadap bakat, kekuatan, serta kemampuan siswa untuk memberikan tugas yang sesuai dan mendorong pertumbuhan mereka secara holistik, baik secara akademis maupun spiritual.

Dalam konteks manajemen pendidikan Islam, prinsip pemberian tugas yang sesuai dengan kemampuan bisa tercermin dalam berbagai aspek, seperti kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa, penggunaan metode pengajaran yang mendukung keberagaman kemampuan, serta pendekatan pembelajaran yang memberikan ruang bagi pengembangan keterampilan yang relevan dengan potensi siswa dalam konteks nilai-nilai Islam. Dengan cara ini, manajemen pendidikan Islam berupaya untuk memberikan tugas yang sesuai dengan kemampuan individu guna memastikan pengembangan yang optimal dalam ranah pendidikan yang Islami.

KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan beberapa tafsir all – Quran surat an naml ayat 38 tersebut diatas dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

1.     Seorang pemimpin harus mempertimbangkan sumber daya manusia dalam menugaskan karyawan, karena untuk memaksimalkan pekerjaan sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki oleh seorang karyawan.

2.     Persoalan pemberian tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan manusia masih terjadi sampai sekarang. Apabila tugas yang diberikan tidak sesuai dengan kemampuan akan menyebabkan pekerjaan tidak terlaksana dengan hasil yang maksimal.

3.     Nabi Sulaiman adalah seorang nabi utusan Allah sekaligus sebagai seorang penguasa yang mempunyai kerajaan yang besar, akan tetapi beliau selalu rendah hati dan tunduk kepada Allah.

4.     Nabi Sulaiman adalah seorang pemimpin yang mampu mengelola sumber daya dengan baik sebagaimana disebutkan dalam surah an nalm ayat 38 dimana beliau menugaskan kepada penguasa yang mempunyai kemampuan sesuai dengan pekerjaan yang diberikan.

5.     Pemberian tugas sesuai dengan kemampuan merupakan konsep penting dalam manajemen pendidikan Islam. Dalam konteks ini, pemberian tugas yang sesuai dengan kemampuan individu dapat dikaitkan dengan konsep "ta'dib" (pendidikan) dan "tarbiyah" (pembinaan)

6.     Manajemen pendidikan Islam berupaya untuk memberikan tugas yang sesuai dengan kemampuan individu guna memastikan pengembangan yang optimal dalam ranah pendidikan yang Islami.

 

 

 

 

 

 


DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran Online An-Naml Terjemah dan Tafsir Bahasa Indonesia | NU Online

Armansyahpudin, Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Bagi Generasi Milenial, Nidhomul Haq: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol 4 No 2 Tahun 2019

Departemen Agama RI, AL Quran dan Terjemahnya, Jakarta, Adhi Aksara Abadi Indonesia

Desca Lidya Natalia, Media Massa dan Pemberitaan Pemberantasan Korupsi di Indonesia, Jurnal Antikorupsi Integritas

https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-27-an-naml/ayat-38

Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir

M. Ahmad Abdul Jawwad, Manajemen Rasulullah; Panduan Sukses Diri dan Organisasi, terj. Khozin Abu Faqih. (Bandung: PT Syamil Cipta Media, 2006)

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,1996)

Rahmi Pata, “Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Peningkatan Kinerja Guru Di SD Unggulan Puri Taman Sari Kota Makassar”, Tesis Magister, Makassar, UIN Alauddin Makassar

Surat An-Naml Ayat 38 | Tafsirq.com

Surat An-Naml Ayat 38 Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir | Baca di TafsirWeb

Tafsir Surat An-Naml ayat 38 | Learn Quran Tafsir (learn-quran.co)

Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir al-Quran Majid An Nuur ,Semarang, Pustaka  Rizki Putra

Zaedun Na’im, Manajemen Pendidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu, Vol.1 ,No.2,(Malang  :  STAI Ma’had Aly Al-Hikam, 2017)

Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1999)

 



[1] Armansyahpudin, Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Bagi Generasi Milenial, (Nidhomul Haq: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol 4 No 2 Tahun 2019), hal. 172.

[2] Rahmi Pata, “Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Peningkatan Kinerja Guru Di SD Unggulan Puri Taman Sari Kota Makassar”, Tesis Magister, Makassar, UIN Alauddin Makassar, 2017, hal. 20.

[3] Departemen Agama RI, AL Quran dan Terjemahnya (Jakarta, Adhi Aksara Abadi Indonesia: 2011), hal 535.

[4] Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, hal, 657

[5] Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir al-Quran Majid An Nuur (Semarang, Pustaka Rizki Putra:2000), hal,3008.

[6] https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-27-an-naml/ayat-38, diakses pada 22 Oktober 2023 pukul 10.00 WIB

[9] Surat An-Naml Ayat 38 | Tafsirq.com diakses pada 22 Oktoer 2023 pukul 17.00

[10] Tafsir Surat An-Naml ayat 38 | Learn Quran Tafsir (learn-quran.co) diakses pada tanggal 23 Oktober 2023 pukul 17

[11] Desca Lidya Natalia, Media Massa dan Pemberitaan Pemberantasan Korupsi di Indonesia, Jurnal Antikorupsi Integritas : 2019, hal. 59.

0 comments:

Post a Comment