Thursday, September 14, 2017

Trakking di Naranag Kashmir

Duo England sedang memancing
Naranag adalah destinasi terakhir aku di Kashmir dan perjalanan ke Naranag ini tidak pernah terencanakan sebelumnya dan bahkan aku sendiri tidak tahu akan tempat ini sampai pemilih penginapan kami menunjukkan photo-photo dia selama disana. Karena tidak ada perencanaan itulah sehingga aku ketinggalan bus, bukan ditinggal bus sih tapi system perjalanan satu arah dari Kashmir ke Jammu, pada saat aku merencanakan pergi ke Jammu ternyata bus yang pergi pada hari tersebut dari Jammu ke Kashmir, jadilah satu hari lagi di habiskan di Kashmir (walaupun pada akhirnya aku tidak jadi naik bus tapi naik pesawat karena takut banyak habis waktu lagi di jalan). Akhirnya untuk mengisi waktu luang di Kashmir pergilah aku dengan temanku dan dua bule dari England ke Naranag. Semua perjalanan kami itu di bantu oleh pemilik penginapan yaitu Noor Guesthouse, thanks to Him (bahkan dia mencoba menawarkan adik sepupunya untuk menjadi calonku……….duh… nasib jomblower, dimana-mana pingin dibantuin cari jodoh).

Dengan hanya berbekal melihat photo-photo cantik dari pemilik penginapan akhirnya kami berempatpun berangkat kesana, selama diperjalanan kami kesana kami saling bercerita tentang Negara masing-masing, pak sopir tidak ikut nimbrung padahal aku tau dia bisa Bahasa Inggris, dia sibuk dengan memutar music India, sepertinya dia bukan Kashmiri. Travel mateku itu keponya luas biasa dan pertanyaannya kadang sedikit konyol, beruntung aku pergi traveling dengan dia (dia nya katanya taubat pergi sama aku hahaha) karena dia selalu bisa membuat suasana menjadi lucu dan tidak garing, kita berhenti untuk membeli bekal yaitu kue khas Kashmir. Akhirnya setelah menempuh perjalanan lebih kurang selama 2 jam tibalah kami di Naranag.

Suasana tampak sepi, tidak seperti waktu aku pergi ke Sonamarg ataupun Pahalgam, tidak ada tour guide yang menarik narik kami dan menawarkan jasanya. Seorang pemuda mendekat dan berbicara dengan sopir kemudian pak sopir membuka pintu belakang, ternyata si Bule membawa pancing, aku pikir jadilah kami menemani mereka memancing.

Cuaca masih sangat dingin buatku, Ahmad (penunjuk jalan) mengambil pancing dan memandu kita jalan, aku melirik temanku dan dia langsung tersenyum jenaka (aku tau maksud senyumnya itu, itu senyum mengejek karena aku selalu ditinggal sama dia kalau kita jalan). Awalnya kita masih barengan jalan tapi lama kelamaan aku tertinggal sendiri dibelakang, karena jalannya yang kadang naik turun dan bahkan ada yang melewati tumpukan salju yang licin, aku bahkan terjatuh disana dan temanku hanya tertawa gila.

Naranag
Selama perjalanan itu aku bertemu dengan pengembala Kashmiri, perempuan-perempuan gipsi yang sedang mencuci baju, menurut informasi di musim semi banyak datang kelompok-kelompok gipsi dari berbagai tempat dengan gembalaannya, ada juga berjumpa dengan anak-anak yang meminta oleh oleh atau sekedar membuntuti, perempuan-perempuan Kashmiri yang tersenyum malu-malu, aku melihat bentuk wajah Kashmiri di Naranag berbeda dengan yang di Srinagar, disini wajah perempuannya lebih tegas dan keras, mungkin karena beban hidup tapi tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan aku, mereka masih jauh lebih cantik hehe.

Kita berjalan tidak jauh, mungkin hanya sekitar 4 atau 5 km saja, setelah mendapatkan spot mincing yang lumayan bagus kami berhenti. Capek luar biasa, tapi mereka berempat masih segar bugar, aku membuka sepatuku yang sudah sangat kotor karena terjatuh (baju dan celana jangan Tanya lagi gimana kotornya) setelah itu aku langsung tidur dibawah pohon. Ikan belum didapat satupun dan mereka mencari tempat mincing diseberang sungai dan harus melewati salju yang tebal dan terjal, Well no thanks!!! Aku menunggu disini saja, selama aku masih bisa melihat mereka aku tidak takut, lagian banyak orang camping yang turun ke bawah dengan kuda. Mereka memancing akupun lanjut tidur.

Hari sudah siang, ikan tidak satupun didapatkan, kamipun memutuskan untuk pulang dan sebelum pulang kami diajak ke rumah Ahmad untuk minum the, the di Kashmir namanya kahwa, rasanya aku suka. Keluarga Ahmad menyambut kami dengan gembira, kami disuguhkan teh dan berbincang-bincang dengan Ahmad, istri dan ibunya. Mereka sangat baik dengan kami berempat, setelah selesai minum teh, kamipun permisi untuk kembali ke Srinagar.


Perjalanan yang melelahkan karena ternyata kami berempat tertidur didalam mobil dan baru terbangun ketika pak sopir berhenti dan mengatakan kami sudah sampai, walaupun perjalan ke Naranag tidak kurencanakan tapi aku merasa puas dan senang karena bertemu dengan Kashmiri yang baik dan menutup hariku di Kashmir dengan terjatuh dari salju tanpa ditolong oleh travel mate ku malahan dia tertawa dengan bahagia. Thanks !!!

0 comments:

Post a Comment